Diberdayakan oleh Blogger.
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please
alt text

like it

PANGANDARAN BEACH IS PALACE MANY OFERS ARE BEATIFUL

exformore a moment please

Top Stories

MANINJAU LAKE

  • Kamis, 01 Desember 2011
  • by
  • Suprapti Kusmawati
  • Blowing the cool breezy air in Agam regency. Cool the body was touched with great tenderness. While it's natural beauty more felt when the splendor of the mountain that lay rigid in the district who beribukotakan Lubuk this cone, lay full of charm. As a region which lies in a strategic position in the region of West Sumatra province, many of storing a variety of natural beauty and cultural potential, Natural and freshly, as well as arts and cultural activities are unique and interesting is one that can be especially proud of the people supported by the culture war that Agam friendly-friendly.
    Supporting tourism in Agam regency found besides its natural beauty can not be forgotten are the memories that are included, crafts people and the various groups that are traditional handicrafts that are still hand made using both handmade woven embroidery, needlepoint, blacksmith, silver, gold trim and beauty is not playing a hereditary done by the village children.
    Overall attractions are within easy reach to transport network traffic, so that in the course of a tourist destination you will find its natural condition, (mountains, hills, valleys, plains and lakes and beaches), supported also by the use of land that can create so many panoramas nature is very beautiful and very easy to find and visible from the main highway is impassable.

    Today, the attraction most visited domestic and foreign tourists Puncak Lawang is above the height of  ± 1210 m above sea level. In the Dutch colonial era. Puncak Lawang was used as a resting place for the Dutch bangasawan time. From here we can enjoy the area of ​​Lake Maninjau and also Ocean Indonesia.
    And due to this place in the upper elevation and the scenery is so spectacular, so this time Lawang Peak area was developed as a location for Take Off Aerospace paragliding Sports (Paragliding). As he floated freely in the air and landed on Bayur ahead, the banks of Lake Maninjau, from the air we can enjoy the beauty of Lake Maninjau second to none in this world.For those who love a challenge and cross country can walk down the slope toward Lake Maninjau or through protected forest to Attraction Dew or back to the hotel. And the journey we travel less complete if it did not try to enjoy the beauty of Lake Maninjau from the air by flying along Tandem paragliding flight using reliable local aviators and trained.
    Not far from Puncak Lawang, you can also enjoy the beautiful panorama of the Morning Dew. Here, as the name suggests, it was always like we're in the morning. Cool and comfortable. Morning Dew attractions, is located not far from the lake attractions Maninjau and also are at an altitude of about  ± 1000 M above sea level, and give freedom to you to cast a view to enjoy the beauty of its surroundings.

    From Dew this morning, when you go down to Lake Maninjau by private vehicle or public bus, then you will pass through the region Curved Ampek Puluah Ampek. Towards reached the bottom, you will find a wide assortment of souvenirs such as hats of woven pandanus, bags kampia, a collection of necklaces, bracelets of bone and ivy gourd fruit that can be used as medicinal as well as snacks.
    This region was named Curved Ampek Puluah Ampek, in the Indonesian language turns 44, because before we arrived at Lake Maninjau, we are going through sharp turns as much as 44 times. At each corner is sharp, it is always marked how we passed the bend, and bend it all amounted to 44 pieces.
    Once you reach the bottom, then you will be greeted by a junction. When you turn left, then you can go visit the birth house in Sungai Batang Buya Hamka, precisely in Kampung Pauh Muaro. In a modest house that's 1908 or 1325 Hijri Hamka born. Now that historic buildings have been placed as a house museum Buya Hamka birth. When you turn right, you can go Lubuk cone, Agam regency capital.
    In addition to the attractions above, do not complete it if you do not visit a pond that has water with three flavors, namely sweet, sour and bitter. This tourist spot known as the Water Tigo Raso. Tigo Raso pond water which is located in the city this Malintang, believed by local people to have supernatural powers. Community believe that the water can cure various skin diseases. And the main, the water is believed to make you young. If you have a desire to stay young, it never hurts to try.
    Read More...

    Wisata BUNAKEN

  • by
  • Suprapti Kusmawati
  •  Apabila  Anda  ingin berwisata ke pulau Bunaken dengan bertolak dari Manado, ada dua pilihan tempat persewaan kapal yakni "Pasar Bersehati" dan "Marina".
    Agar lebih ekonomis, Anda bisa bergabung dengan wisatawan-wisatawan lain yang juga ingin menikmati keindahan laut. Tarif yang ditawarkan per orangnya Rp 50 ribu dengan menggunakan kapal tradisional, namun terlebih dahulu penumpang harus menunggu seluruh tempat duduk terisi penuh, baru kapal akan berangkat.
    Bagi Anda yang tidak suka keramaian, tersedia persewaan kapal pribadi dari Pasar Bersehati Manado ke Bunaken dengan tarif antara Rp 300 ribu - Rp 400 ribu. Sedangkan jika dari Marina tarif yang berlaku lebih mahal yakni sekitar Rp 600 ribu - Rp 800 ribu.
    Adapun harga sewa ini sudah termasuk perjalanan pulang pergi Manado-Bunaken yang ditempuh dalam waktu 30-40 menit.
    Sebaiknya pastikan bahwa harga yang ditawarkan sudah mencakup seluruh fasilitas, agar nantinya Anda tidak akan lagi dikenakan biaya lain-lain. Harga yang dipatok kepada masing-masing pengunjung berbeda-beda, semuanya tergantung kepiawaian Anda menawar harga.
    Menikmati keindahan laut, Anda harus melalui dua kali perjalanan, pada awalnya Anda akan dibawa dengan kapal boat menuju ke tengah laut, kemudian Anda akan transit ke kapal kaca yang tengah menunggu. Dari sinilah Anda bisa melihat keindahan panorama alam laut Bunaken di dasar laut.
    Apabila Anda ingin melihat keindahan wisata alam laut Bunaken yang lebih jelas, Anda bisa menggunakan kapal selam Blue Banter. Namun kapal selam tersebut hanya akan beroperasi pada saat air laut pasang. Pemandangan yang dapat Anda lihat dari kapal selam ini tentunya menakjubkan, karena Anda akan langsung berada di bawah permukaan air.
    alt
    Beberapa turis yang pergi ke sana tampak sangat antusias ingin menyaksikan keindahan taman laut ini baik melalui kapal kaca maupun kapal selam. Dari segi tarif, naik kapal kaca jauh lebih murah daripada kapal selam.
    Ada dua kelurahan di pulau Bunaken, yakni kelurahan Bunaken dengan jumlah penduduk sekitar 3.400 orang dan kelurahan Anung Banua dengan jumlah penduduk sekitar 1000 orang yang mayoritas adalah petani dan nelayan sedang 25% nya bekerja di bidang pariwisata.
    Dalam menyambut event "Manado Kota Pariwisata Dunia 2010", Freits Pieter, sekretaris Himpunan Pengelola Wisata Lokal Bunaken menyatakan sangat optimis Bunaken akan menjadi ikon pariwisata di Sulawesi Utara.
    "Masyarakat Bunaken sangat welcome dengan kegiatan pariwisata. Dengan adanya event ini, tentu berimbas positif bagi masyarakat Bunaken, karena akan banyak kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar Freits kepada The Epoch Times.
    Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan untuk menikmati wisata bahari di Bunaken, diantaranya diving, snorkelling, foto bawah laut, video bawah laut, sewa kapal dan dolphin tour. Anda tidak perlu khawatir, karena fasilitas peralatan untuk melihat pesona taman laut Bunaken semua tersedia di sana dan bisa Anda dapatkan di Richia’s Rental, sebuah tempat persewaan yang berada di kawasan Pantai Liang Bunaken.
    Bila Anda merasa lelah setelah seharian berkeliling, Nelson Restaurant and Bungalow bisa menjadi salah satu alternatif tempat peristirahatan. Penginapan ini cukup nyaman meski tanpa AC.
    Ketika ditanya perihal Bunaken berada di bawah kapasitas siapa, Freits mengutarakan bahwa Bunaken langsung di bawah pengawasan Pemkot setempat. Namun pengelolaannya diserahkan kepada lembaga khusus Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken.
    Menurut Freits, pengelolaannya itu sendiri dilakukan secara kolaboratif. Beberapa lapisan yang ikut terlibat termasuk pemerintah, masyarakat dan para pengusaha.  Untuk masyarakat, ada utusan dari organisasi yang diakui. Ditanya apa saja tugas dari pihak pengelola, pria berbadan tegap dan ramah ini menjelaskan yakni membuat program-program untuk kepentingan pengelolaan, serta memfasilitasi persoalan-persoalan pengelolaan yang terjadi antara masyarakat dengan pemerityah
    Read More...

    Bromo tengger

  • by
  • Suprapti Kusmawati
  •  
     Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.
    Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).
    Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini

    Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
    Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.
    Di laut pasir ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia di sekitarnya (± 3.500 jiwa).
    Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
    Suku Tengger yang berada di sekitar taman nasional merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda, asal-usul suku tersebut dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Uniknya, melihat penduduk di sekitar (Su-ku Tengger) tampak tidak ada rasa ketakutan walaupun menge-tahui Gunung Bromo itu berbaha-ya, termasuk juga wisatawan yang banyak mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat Upacara Kasodo.
    Kawasan Taman Nasional ini terletak di 4 (empat) Kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang. Berdasarkan ketinggian tempat, maka tipe-tipe ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dapat dibedakan 3 (tiga) tipe ekosistem antara lain;
    a.    Zona sub Montage (750 –1.500 m dpl)
    Secara keseluruhan digolongkan pada tipe hujan tropis dataran rendah sampai pegunungan, yang memiliki tingkat keaneka ragaman jenis dan kerapatan yang paling tinggi. Formasi merupakan hutan primer yang bisa dijumpai di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bagian Semeru Selatan, Semeru Timur (Burno) dan Semeru Barat (Patok picis) serta merupakan zona inti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
    b.    Zona Montane  (1.500 – 2.400 mdpl)
    Sebagian besar zona ini merupakan hutan sekunder yang keanekaragaman jenisnya mulai berkurang. Dominasi jenis berupa tumbuhan pionir yang tida
    c.    Zona sub Alpin ( 2.400 mdpl keatas )
    Zona ini ditumbuhi oleh pohon yang kerdil pertumbuhannya dan miskin akan jenis.
    Flora dan Fauna diperkirakan + 600 jenis flora tersebar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mentigi (Vaccinium varingaefolium). Edelweis (Anaphalis javanica) dan adas (Funicullum vulgase). Jenis lain diantaranya cemara gunung (Casuarina    Junghuhniana),    Kemlandingan    (Albitzialaphanta),    Akasia (Accaciadeccuurens), Paku-pakuan Daisy (Crhysanthemum leucanthemum). Jenis Anggrek + 152 jenis, dimana 42 jenis diantaranya merupakan jenis endemic. Jenis anggrek khas senduro adalah maleola witteana, malacis pupureo nervora, dan liparis rodhochila. Di samping itu terdapat pula jenis tumbuhan pegunungan Tengger yakni pakis uling (Cyanthea teggeriensis_, putihan (buddleja asiatica), dan Anting-anting (fushia megallanica).
    Panorama alamnya yang sangat indah di Taman Nasional Tengger Bromo Semeru, sudah lama dikenal oleh wisatawan baik wisatawnan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Panorama tersebut antara lain berupa pemandangan G.Bromo dan G.Batok, Danau Ranupani, Ranukumbolo dan Regulo.
    Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mempunyai kekhasan berupa gejala alam yang unik dan menarik serta merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia, bahkan mungkin di Dunia yang memiliki keunikan berupa laut pasir yang berada pada ketinggian + 2.000 m dpl. Serta keindahan alamnya yang mempesona dan didominasi oleh pegunungan.
    Atraksi wisata yang menarik diantaranya melihat matahari terbit (sunrise). Untuk melihatnya bisa berangkat dari Cemorolawang jam 04.00 wib, melihat G.Bromo, mendaki G.Semeru, berkemah. Sedangkan di luar kawasan dapat dijumpai atraksi budaya suku Tengger. Masyarakat tengger secara tradisional masih mempertahankan cara-cara kehidupan yang diturunkan oleh para leluhurnya dimana keunikannya merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

    Upacara yang bersifat sacral dilaksanakan secara besar-besaran setiap tahun yakni upacara kasodo dan karo yang selalu menjadi perhatian wisatawan.
    Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
    Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
    Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
    Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
    Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut (± 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
    Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.
     Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.
    Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).
    Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini
    Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.

    Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.

    Di laut pasir ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia di sekitarnya (± 3.500 jiwa).
    Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
    Suku Tengger yang berada di sekitar taman nasional merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda, asal-usul suku tersebut dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Uniknya, melihat penduduk di sekitar (Su-ku Tengger) tampak tidak ada rasa ketakutan walaupun menge-tahui Gunung Bromo itu berbaha-ya, termasuk juga wisatawan yang banyak mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat Upacara Kasodo.

    Kawasan Taman Nasional ini terletak di 4 (empat) Kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang. Berdasarkan ketinggian tempat, maka tipe-tipe ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dapat dibedakan 3 (tiga) tipe ekosistem antara lain;

    a.    Zona sub Montage (750 –1.500 m dpl)
    Secara keseluruhan digolongkan pada tipe hujan tropis dataran rendah sampai pegunungan, yang memiliki tingkat keaneka ragaman jenis dan kerapatan yang paling tinggi. Formasi merupakan hutan primer yang bisa dijumpai di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bagian Semeru Selatan, Semeru Timur (Burno) dan Semeru Barat (Patok picis) serta merupakan zona inti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
    b.    Zona Montane  (1.500 – 2.400 mdpl)
    Sebagian besar zona ini merupakan hutan sekunder yang keanekaragaman jenisnya mulai berkurang. Dominasi jenis berupa tumbuhan pionir yang tidak dapat hidup di bawah tajuk.
    c.    Zona sub Alpin ( 2.400 mdpl keatas )
    Zona ini ditumbuhi oleh pohon yang kerdil pertumbuhannya dan miskin akan jenis.
    Flora dan Fauna diperkirakan + 600 jenis flora tersebar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mentigi (Vaccinium varingaefolium). Edelweis (Anaphalis javanica) dan adas (Funicullum vulgase). Jenis lain diantaranya cemara gunung (Casuarina    Junghuhniana),    Kemlandingan    (Albitzialaphanta),    Akasia (Accaciadeccuurens), Paku-pakuan Daisy (Crhysanthemum leucanthemum). Jenis Anggrek + 152 jenis, dimana 42 jenis diantaranya merupakan jenis endemic. Jenis anggrek khas senduro adalah maleola witteana, malacis pupureo nervora, dan liparis rodhochila. Di samping itu terdapat pula jenis tumbuhan pegunungan Tengger yakni pakis uling (Cyanthea teggeriensis_, putihan (buddleja asiatica), dan Anting-anting (fushia megallanica).
    Panorama alamnya yang sangat indah di Taman Nasional Tengger Bromo Semeru, sudah lama dikenal oleh wisatawan baik wisatawnan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Panorama tersebut antara lain berupa pemandangan G.Bromo dan G.Batok, Danau Ranupani, Ranukumbolo dan Regulo.

    Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mempunyai kekhasan berupa gejala alam yang unik dan menarik serta merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia, bahkan mungkin di Dunia yang memiliki keunikan berupa laut pasir yang berada pada ketinggian + 2.000 m dpl. Serta keindahan alamnya yang mempesona dan didominasi oleh pegunungan.
    Atraksi wisata yang menarik diantaranya melihat matahari terbit (sunrise). Untuk melihatnya bisa berangkat dari Cemorolawang jam 04.00 wib, melihat G.Bromo, mendaki G.Semeru, berkemah. Sedangkan di luar kawasan dapat dijumpai atraksi budaya suku Tengger. Masyarakat tengger secara tradisional masih mempertahankan cara-cara kehidupan yang diturunkan oleh para leluhurnya dimana keunikannya merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
    Upacara yang bersifat sacral dilaksanakan secara besar-besaran setiap tahun yakni upacara kasodo dan karo yang selalu menjadi perhatian wisatawan.

    Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
    Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
    Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
    Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
    Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut (± 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
    Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.


    Read More...

    TELAGA MENJER

  • by
  • Suprapti Kusmawati

  • Sebelum memasuki kawasan Dataran Tinggi Dieng, sebetulnya terdapat sebuah objek wisata yang tidak kalah menariknya. Namun sering terlewatkan oleh wisatawan yang akan berwisata ke Dataran Tinggi Dieng. Sebuah objek wisata alam yang berupa telaga di kaki pegunungan Dieng ini bernama Telaga Menjer.Telaga Menjer terletak di Desa Menjer, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Lokasi Telaga Menjer sejauh 12 km dari kota Wonosobo. Nama Garung konon berkaitan dengan Rakryan Garung di zaman Ratu Pramodhawardhani abad VII-VIII M.Rute untuk menuju objek wisata ini sebetulnya cukup mudah, namun sedikitnya informasi mengenai objek wisata ini membuat cukup banyak wisatawan tidak mengetahui lokasi objek wisata ini. Kami menuju ke Telaga Menjer setelah mengambil jalan ke kiri ketika memasuki Pasar Garung dan melewati PLTA Garung.Memasuki kawasan wisata Telaga Menjer, suasana tampak sepi dan sejuk. Yang tampak hanyalah aktivitas warga sekitar yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari seperti bertani dan mencari ranting kayu. Dari luar kawasan tidak tampak pemandangan telaga karena posisi telaga ada sebelah bawah dari area gerbang masuk.Telaga Menjer berada di ketinggian 1.300 mdpl dengan luas area sekitar 70 Ha dan kedalaman 45 m. Karena berada di ketinggian cukup tinggi, suhu di Telaga Menjer cukup sejuk dengan rata-rata 22-27°C.Memasuki gerbang loket masuk, kami menuruni sebuah tangga untuk menuju ke tepian telaga. Tidak sampai 10 menit kami telah sampai di tepi telaga. Kondisi telaga masih terlihat alami dan bersih, walaupun beberapa tahun yang lalu telaga ini pernah dikuras untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air yang terletak disebelah bawah telaga.Pada awal tahun 1980 dilakukan pengurasan di Teaga Menjer karena ada kecenderungan dibagian bawah telaga mengalami kebocoran. Didatangkan tenaga ahli dari Rusia untuk yang menguras air telaga dan dilanjutkan oleh tenaga ahli dari Jepang dalam rangka pembuatan pembangkit listrik tenaga air. Alasan pengurasan air telaga itu, air dari dua aliran sungai diatasnya yang ditampung di Telaga Menjer selama 2 x 24 jam air tersebut tidak bisa masuk kedalam terowongan air dan sama sebelum  air dari dua sungai itu dimasukkan kedalam telaga, Tidak ada fasilitas lain yang terdapat di Telaga Menjer selain perahu yang digunakan untuk mengelilingi telaga. Tidak terlihat adanya fasilitas lain disekitar tepian seperti taman maupun kursi untuk beristirahat dan menikmati pemadangan alam berupa telaga dan pegunungan di depannya. Kami sempat kebingungan mencari tempat yang aman dan nyaman digunakan untuk menikmati pemandangan di telaga ini. Karena lahan yang mengelilingi telaga tidak ada dinding pengaman untuk mencegah wisatawan jatuh ke telaga.Kami pikir tempat ini bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang cukup potensial dengan pemandangan alam yang cukup indah, mirip dengan suasana yang kami tangkap ketiga berwisata di Telaga Sarangan.Ikuti Jalur Wonosobo menuju Dieng Plateau, memasuki Pasar Garung ambil jalan ke kiri melewati gerbang PLTA Garung. Sampai PLTA Garung masih terus hingga pertigaan ambil jalan kiri sampai ujung hingga gerbang masuk Kawasan Wisata Telaga Menjer.
    Read More...

    CANDI IJO YOGYA

  • by
  • Suprapti Kusmawati
  • Candi Ijo, Candi yang Letaknya Tertinggi di Yogyakarta

    Menyusuri jalan menuju bagian selatan kompleks Istana Ratu Boko adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan, terutama bagi penikmat wisata budaya. Bagaimana tidak, bangunan candi di sana bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
    Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.
    Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.
    Ada pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu. Sosok tersebut dapat mempunyai beberapa makna. Pertama, sebagai suwuk untuk mngusir roh jahat dan kedua sebagai lambang persatuan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Persatuan tersebut dimaknai sebagai awal terciptanya alam semesta. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme.
    Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak tersebut terdapat lubang-lubang udara atau ventilasi berbentuk jajaran genjang dan segitiga. Adanya tempat api pengorbanan merupakan cermin masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat pada Hindu Trimurti, yaitu Brahma, Siwa, dan Whisnu.
    Salah satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Salah satu prasasti yang diberi kode F bertuliskan Guywan atau Bluyutan berarti pertapaan. Prasasti lain yang terbuat dari batu berukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan diantaranya yang terbaca adalah "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Bisa jadi, kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa saat itu. Apakah peristiwanya? Hingga kini belum terkuak.
    Mengunjungi candi ini, anda bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di candi lain. Bila menghadap ke arah barat dan memandang ke bawah, anda bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. Pemandangan itu bisa dijumpai karena Pegunungan Seribu tempat berdiri candi ini menjadi batas bagian timur bandara. Karena keberadaan candi di pegunungan itu pula, landasan Bandara Adisutjipto tak bisa diperpanjang ke arah timur.
    Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yang bermakna dan mengajak penikmatnya untuk berefleksi sehingga perjalanan wisata tak sekedar ajang bersenang-senang. Adanya banyak karya seni rupa hebat tanpa disertai nama pembuatnya menunjukkan pandangan masyarakat Jawa saat itu yang lebih menitikberatkan pada pesan moral yang dibawa oleh suatu karya seni, bukan si pembuat atau kemegahan karya seninya.
    Read More...

    KAMPUNG DUKUH

  • by
  • Suprapti Kusmawati
  • Cikelet
    PERKAMPUNGAN Dukuh termasuk dalam kawasan Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet. Jarak kampung dukuh dari desa Cijambekurang lebih 1,5 Km, sedangkan dari pusat kota kurang lebih 101 Km. untuk mencapai lokasi ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau juga dengan kendaraan umum sampai Kecamatan Cikelet, dilanjutkan dengan jasa angkutan ojeg sampai lokasi. Luas kampung Dukuh kurang lebih 1,5 Ha, terdiri atas 3 bagian atau daerah, yaitu Dukuh Dalam, Dukuh Luar, dan Makam Karomah.
    Kampung Dukuh merupakan salah satu perkampungan tradisional (kampung adat) yang masih menganut kepercayaan nenek moyang, masyarakat masih mematuhi Kasuaran Karuhun ( Tabu/Nasihat Leluhur)
    Keunikannya adalah keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat. Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat. Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur. Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi.
    Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat.. Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alas an bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu sistem masyarakat menjadi tidak harmonis. Di Kampung Dukuh juga tidak diperkenankan adanya prasarana listrik dan pemasangan televisi serta radio yang dipercaya selain mendatangkan manfaat yang banyak juga mendatangkan kemudaratan yang tinggi juga. Alat makan yang digunakan juga terbuat dari pepohonan seperti khalayaknya bangunan, seperti bambu batok kelapa dan kayu lainnya. Material tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur/ pecah dan dapat menyerap kotoran.
    Luas keseluruhan Kampung Dukuh seluas 10 hektar yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar, 1 hektar bagian dari Kampung Dukuh Dalam dan sisanya merupakan lahan kosong atau lahan produksi. Di dalam Kampung Dukuh juga terdapat area yang disebut dengan wilayah Karomah yang merupakan tempat dimana Makam Syekh Abdul Jalil. Di dalam kawasan Kampung Dukuh terdapat 42 rumah dan bangunan Mesjid. Dengan 40 Kepala keluarga serta jumlah penduduk 172 orang untuk Kampung Dukuh Dalam dan 70 kepala keluarga untuk Kampung Dukuh Luar. Mata pencaharian utama adalah bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, memelihara ikan dan usaha penggilingan padi.
    Pola budaya juga berpengaruh pada aspek non fisik seperti ritual budaya, antara lain :
    -Ngahaturan tuang merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat Kampung Dukuh atau pengunjung yang berasal dari luar apabila memiliki keinginan-keinginan tertentu seperti kelancaran dalam usaha, perkawinan, jodoh, dengan memberikan bahan makanan seperti garam, kelapa, telur ayam, kambing atau lainnya sesuai kemampuan.
    -Nyanggakeun merupakan suatu kegiatan penyerahan sebagian hasil pertanian kepada kuncen untuk diberkahi. Masyarakat tidak diperbolehkan memakan hasil panennya sebelum melakukan kegiatan Nyanggakeun.
    -Tilu Waktos merupakan ritual yang dilakukan oleh kuncen yaitu dengan membawa makanan ke dalam Bumi Alit atau Bumi Lebet untuk tawasul. Kuncen membawa sebagian makanan ke Bumi Allit lalu berdoa. Biasa dilakukan pada hari raya 1 Syawal, 10 Rayagung, 12 Maulud, 10 Muharam.
    -Manuja adalah penyerahan bahan makanan dari hasil bumi kepada Kuncen untuk diberkati pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha untuk maksud perayaan.
    -Moros merupakan kebiasaan untuk menyerahkan hasil-hasil bumi yang dimiliki kepada aparat pemerintah seperti lurah dan camat.
    -Cebor Opat Puluh adalah mandi dengan empat puluh kali siraman dengan air dari pancuran dan dicampur dengan air khusus yang telah diberi doa-doa pada jamban umum.
    -Jaroh merupakan siuatu bentuk aktivitas berziarah ke makam Syekh Abdul Jalil. Tetapi sebelumnya harus melakukan mandi cebor opat puluh dan mengambil air wudhu serta menanggalkan semua perhiasan serta menggunakan pakaian yang tidak bercorak.
    -Shawalatan dilakukan pada hari Jumat di rumah kuncen. Shalawatan Karmilah sejumlah 4444 yang dihitung dengan menggunakan batu.
    -Sebelasan dilakukan setiap tanggal 11 dalam perhitungan bulan Islam dengan membaca Marekah.
    -Terbang Gembrung merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanggal 12 Maulud yang dilakukan para orang tua Kampung Dukuh.
    -Terbang Sejak merupakan suatu pertunjukan pada saat perayaan seperti khitanan dan pernikahan. Pertunjukkan terbang sejak ini merupakan pertunjukan debus.

    Terdapat juga hari-hari penting dan hari besar Kampung Dukuh, seperti :
    -10 Muharam
    -12 Maulud
    -27 Rajab
    -1 Syawal
    -1 Syawal Idul Fitri
    -10 Rayagung
     Ke halaman
 sebelumnya
    Read More...

    ASAL MULA SITU BAGENDIT

  • by
  • Suprapti Kusmawati

  • Salah satu objek wisata di Kab. Garut yang sudah ada sejak zaman Belanda adalah Situ Bagendit. Tempatnya di Kec. Banyuresmi, Garut, serta lokasinya dilewati kendaraan jurusan Garut - Leuwigoong ? Limbangan. Saking populernya di masyarakat malah pada tahun 1920-an di tempat tersebut pernah terdapat hotel dan segala macam, menandakan keadaan pada waktu itu pernah menjadi tempat yang ramai dan maju.
    Dahulu kala ada seorang wanita yang sangat kaya. Sayang mempunyai sifat pelit dan kikir. Oleh sebagian masyarakat wanita tersebut dijuluki ?Nyi Endit? dikarenakan sangat ?pelit? (bS medit). Pekerjaan sehari-seharinya menghitung kekayaan. Harta kekayaannya kian waktu kian menambah dan menggunung, sebab tidak dipakai. Jangankan buat orang lain dipakai untuk menolong buat dirinya saja merasa sayang jika dipakai.
    Suatu saat datanglah seorang kakek-kakek yang sangat kelemahan lalu memohon agar ia dikasihani karena selama ini belum mendapat makan. Mendengar rintihan kakek itu bagi Nyi Endit bukan timbul rasa belas kasihan tapi malahan ia sendiri yang marah, sehingga kakek-kakek itu diusir dari hadapannya. Besoknya lagi kakek-kakek itu datang lagi sambil mengingatkan Nyi endit agar ia mau menolong orang yang membutuhkan tapi hatinya sekeras batu lalu ia usir kembali.
    Ketiga kalinya, kakek itu datang lagi dan ia pun langsung mengusirnya. Kakek itu mukanya berkaca-kaca, hatinya sakit. Ditancapkanlah tongkatnya di halaman rumah Nyi Endit, lalu kakek itu pergi entah ke mana. Jangankan orangnya tongkatnya pun sangat mengganggu bagi Nyi Endit. Lalu ia pegang dan mencabutnya seketika ia pun kaget karena melihat air yang keluar begitu besar Nyi Endit berjalan mundur.
    Makin lama air yang keluar makin besar sampai menggenangi rumah dan harta kekayaannya lalu berubah menjadi telaga, sehingga dinamakan Situ Bagendit yang diambil dari nama Nyi Endit.
    Tahun 1980-an kegiatan wisata coba dihidupkan kembali dengan pembersihan lahan yang ditutupi eceng gondok sampai luasnya tidak kurang 125 hektar. Tahun 2000 sampai sekarang objek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.  Ke halaman
 sebelumnya
    Read More...

    PANORAMA